Sabtu, 20 Februari 2010

Fall Factor and Shock Load


Dalam situasi vertical, dengan menggunakan tali dinamis, jarak jatuh tidak pernah menjadi factor penentu (dalam arti secara aspek psikologis), tetapi perbandingan (rasio) ketinggian saat jatuh dengan panjang tali yang digunakan pada saat itu (panjang tali yang memisahkan antara pemanjat dengan belayer). Perbandingan (rasio) itu disebut sebagai fall factor. Dengan adanya fall factor tersebut, membuat kita dapat memprediksikan kekuatan benturan yang di sebabkan jatuhnya seorang pemanjat.
Dalam pemanjatan, fall factor tertinggi memiliki nilai 2, karena tidak mungkin seorang pemanjat jatuh melebihi 2 kali panjang tali yang di gunakan. Hal tersebut merupakan asumsi dasar yang harus di pahami dan semua rangkaian elemen yang di gunakan untuk membelay (tali, karabiner, point anchor,...) di buat, di desain dan di jamin berdasarkan nilai fall factor terbesar tersebut.
Ternyata nilai fall factor 2 menghasilkan daya benturan terbesar pada pemanjat yang jatuh, dan daya benturan ini identik dengan yang di terima oleh point anchor. Jika di gunakan running belay maka fall factor akan di reduksi demikian juga dengan daya benturan yang di terima oleh pemanjat. Namun perlu dicatat, bahwa running belay dapat menjadi subyek utama yang dapat menggandakan daya benturan bagi pemanjat.
Hal yang belum dapat di jelaskan adalah seberapa besar energi yang di distribusikan oleh fall factor terhadap pemanjat, belayer dan berbagai komponen yang digunakan saat jatuh.
Shock Load (Beban kejut) di tentukan oleh 3 Faktor yaitu sifat dasar tali, Fall factor, Massa atau beban objek. Massa/beban objek, (dalam hal ini adalah anda) Ternyata, hanya sebagian dari factor-faktor ini yang dapat mereduksi gaya yang timbul saat jatuh, yaitu faktor kelenturan tali. Jadi system keamanan pemanjatan di tentukan oleh kualitas daya serap beban (shock absorbing quality) yang di miliki oleh tali dinamis.
Kemampuan tali dinamis dalam menyerap beban kejut melindungi pemanjat dari efek yang di timbulkan saat jatuh, dan mereduksi adanya kesalahan pada system yang digunakan. Kenyataannya, tali dinamis merupakan satu-satunya tali yang memberikan kelebihan tersebut pada saat di gunakan pada semua system. Tali dinamis di desain bagi pemanjat (80 kg) untuk menerima beban dalam kasus fall terburuk sekalipun (fall factor 2) hingga 12 kN, sehingga "waktu istirahat" untuk penggunaannya dapat di tentukan dengan mengetahui kekuatan maksimumnya.
Lebih panjang tali berarti lebih besar tingkat kelenturannya untuk menyerap beban kejut yang di sebabkan oleh fall. Hal ini menjelaskan kenapa jatuh 4 meter dan 20 meter dengan fall factor 2 menghasilkan beban kejut yang sama, yaitu 19 kN, dengan asumsi tali dinamis yang di gunakan sesuai dengan standart UIAA. Apa yang terjadi merupakan penambahan jarak fall (dan beban kejut yang besar berkurang karenanya) yang di kompensasikan dengan panjang tali yang ada.

Tidak ada komentar: